Selasa, 30 Agustus 2011

Semua kenikmatan Adalah Melihat Wajah ALLAH di syurga


Kemudian mereka itu berkata : Ya Tuhan kami, sewaktu kami di dunia, kami senang sekali membaca ayat-ayatmu serta kami senang mendengar pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an. Dan kami selalu mengagungkan nama-Mu dan membesarkan KalamMu.
Jawab Allah : Kini kalian telah berada di sisiku, dan akan mudah sekali, kalian akan mendapatkan sesuatu keinginan daripadaku. Suatu hajatmu, tidak akan Aku lewatkan begitu saja. Pendeknya segala keinginanmu, secara sepontan Aku kabulkan. Kalian kini hidup berada di alam lain dari pada yang lain, kalian telah berada di alam yang kekal abadi disisiku.
Kemudian Alloh menyuruh malaikat mengambil suatu mimbar istimewa terbuat dari permata mirah delima, besar dan tinggi, jumlah anak tangganya sebanyak Rosul dan Nabi.
Maka untuk yang pertama Alloh mempersilahkan Nabi Ibrahim tampil di atas mimbar untuk mengucapkan pidato sambutan atas kehadiran mereka itu yang terdiri dari para Nabi, para Rosul, para Aulia, para Syuhada', para Solihin dan sekalian umat yang taat akan Tuhan. Dengan suara yang fasih dan lancar abi Ibrahim membuka pidato sambutannya yang mendapat sambutan yang meriah daripada hadirin. Selesai itu Nabi Ibrahim kembali duduk di tempat semula.
Kemudian yang mendapat giliran kedua yaitu Nabi Musa tampil di podium. Beliau membaca kitab Taurat dari awal sampai akhir, dengan irama lagu yang sangat merdu. Tidak disangka suara Nabi Musa begitu sangat merdu, sehingga terpesona para hadirin yang mendengarnya. Selesai itu Nabi Musa kembali duduk di tempat semula.
Sesudah itu datang giliran yang ketiga untuk Nabi Isa naik dimimbar untuk membaca Injil. Tidak ketinggalan pula dengan di iringi irama lagu yang sangat merdu. Selesai itu datang giliran yang keempat untuk Nabi Dawud membaca Zabur. Nabi Dawud naik kemimbar membaca kitab itu, yang mana sudah tidak asing lagi waktu didunia Nabi Dawud memang terkenal suaranya sangat merdu. Mempunyai suara emas, konon ceritanya, Nabi Dawudlah yang menyiapkan bunyi-bunyian dan menciptakan seni lagu dan menciptakan seni lukis.
Nabi Dawud membaca Zabur dari awal sampai akhir, lain dari yang lain. Beliau menggunakan sembilan buah lagu yang merdu-merdu, dalam membaca Zabur. Dikala hadirin mendengarkan suara Nabi Dawud membaca, bukan main terpesonanya mereka itu, ajaib sungguh suara Nabi Dawud itu. Seolah-olah hilang lenyap sukma dan jiwa terbawa oleh alunan suara Nabi Dawud naik turun yang demikian sangat merdunya, sehingga sukar dapat dilukiskan dengan kalam. Bermacam-macam irama lagu yang dibawakan oleh Nabi Dawud yang sangat menawan hati. Setelah Nabi Dawud berhenti membaca, barulah mereka sadar kembali.
Demikian keistimewaan dan kemerduannya suara Nabi Dawud membaca Zabur dengan memakai sembilan buah irama lagu berganti-ganti.
Kemudian Alloh s.w.t bertanya : Adakah pernah kalian mendengar suara semerdu ini?
Tidak, jawab mereka serentak, belum pernah kami mendengar suara, semerdu dan sebagus ini.
Kemudian Tuhan Berfirman : Hai Muhammad, kekasihku, silahkan anda naik podium, dan bacalah surat Thoha dan Yassien. Lalu Nabi naik ke mimbar membaca dua surat itu, dengan irama lagu yang lebih merdu lagi dari suara Nabi Dawud, sehingga menggetarkan sendi dan tulang, karena mendengar alunan suara Nabi Muhammad s.a.w. yang begitu merdu. Tidak satu pun dari makhluk Alloh yang berada ketika itu yang tidak terpesona karenanya. Tidak dapat dilukiskannya akan kemerduan suara dan lagu Nabi kita Muhammad s.a.w. dengan kata-kata.
Tuhan berfirman : Sudah kalian dengar akan bacaan Rosul-Rosulku itu, dan inginkah pula kalian mendengar bacaan Tuhanmu sendiri?
Jawab mereka itu, sudah tentu, ya Tuhanku.
Berkata Ibnu Abbas : Maka pada ketika itu Alloh s.w.t. membaca surat Ar-Rahman, dan setengah ulama mengatakan surat Al-An'am. Maka apabila mereka mendengar bacaan Tuhan Azza wajalla, tidak sanggup penulis melukiskannya bagaimana merdu dan asyiknya kalam Alloh yang di bacakan Alloh sendiri. Hilang lenyaplah perasaan dalam diri mereka, menggetar segala imlak, segala hijab, ta'tsir segala mahlighai, segala pohon, berada segala daun-daun kayu, berbunyi segala burung, berombak air disegala sungai, pendek kata tidak ada tarap bandingan gema kalam Illahi yang dibacakan oleh Tuhan sendiri.
Semua mereka itu merindukan kalam Illahi, tidak ada sesuatu atau yang di cita-citakan. Didalam hati mereka kecuali kodrat Illahi, pada waktu timbul kemesraan dalam hatinya cinta kasih kepada Tuhan.
Tersebut didalam hadits, bahwa penduduk syurga, setelah mereka mendengar kalam Illahi yang dibacakan oleh Tuhan sendiri, tercita-cita dihati mereka tidak mau makan dan minum, dan menjadi hasrat hati untuk selalu mendengar kalam Alloh oleh asyiknya bacaan Alloh.
emudian Alloh berfirman : Wahai para hambaku, adakah suatu permohonanmu yang belum kalian ajukan kepadaku?
Jawab mereka : Ya, Benar Tuhanku. Tinggal lagi bagi kami yang belum yaitu melihat wajahmu yang mulia.
Lalu Alloh menyuruh Malaikat hijab mengangkat tabir yang berada di hadapan mereka. Setelah tabir terangkat, seketika itu angin bertiup sepoi-sepoi dari bawah tabir itu kearah mereka, angin itu bukan sembarang angin, sejuk dan nikmat bertiup dirasa oleh tubuh mereka. Hati dan perasaan mereka tiba-tiba jadi berubah, tenang dan bahagia. Wajah-wajah mereka itu jadi bercahaya, berseri-seri. Dan sesungguhnya, kalau sekiranya penduduk bumi ini, diperlihatkan segala apa yang dapat dinikmati oleh penduduk syurga, niscaya seketika itu mereka akan mati karena inginnya sekali.
Kemudian Alloh berfirman : Hai Malaikatku, cobalah angkat olehmu Hijabul-A'zam yang berada diantaraKu dan antara hambaKu ini.
Setelah Hijabul-A'zam diangkat, lalu Alloh memanggil mereka :
....Siapakah Aku ini?
,,Engkau Alloh".
,,,Akulah Assalaam, kalian muslim. Dan Akulah mu'min, kalianlah mu'minun. Akulah yang masa dahulu Mahjub dan kalian Mahjubun. Dan inilah kalamku, maka dengarkanlah olehmu, inilah NurKu, dan pandanglah olehmu, dan inilah dia WajaKu. Tiliklah olehmu, pada saat ini Aku beri kesempatan pada kalian untuk bertemu padaKu".
Pada saat-sat itu penduduk syurga barulah dapat memandang wajah Tuhan dengan mata kepala sendiri tanpa dinding aling-aling, tegas dan Nyata. Mata mereka tidak berkedip sejenak pun, asyik dan nikmat mata mereka memandang wajah Tuhan yang Maha Mulia yang Maha Jamal.
Sedang kita melihat wajah seorang wanita cantik saja kita tidak akan bosan-bosan melihatnya. Konon selagi orang-orang di syurga sedang memandang wajah Tuhan, sedang manusia seperti Nabi Yusuf yang diciptakan oleh Alloh, sudah demikian cantiknya, sehingga wanita-wanita yang melihatnya sampai teriris pisau jari tangannya, mereka tidak berasa. Apalagi memandang wajah Alloh pencipta manusia itu, sudah tentu tidak ada bandingannya.

وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
"dan tidak ada seorangpun yang setara/sebanding dengan Dia"

Diceritakan, dikala orang-orang mu'min memandang wajah Tuhannya tidak berkedip-kedip mata terus memandang kehadirot Tuhan selama tiga ratus tahun.
Demikian asyik mereka itu karena memandang zat Tuhannya yang Laisa Kamislihi syai, sehingga hilang lenyap haus dan lapar dari dirinya.
Begitulah kelezatan dan kenikmatan mereka itu ketika memandang Tuhan.

KETERANGAN

Melihat Tuhan adalah sudah ditetapkan dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan sabda Nabi Muhammad s.a.w. Firman Alloh :
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ * إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
"Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri." * "Kepada Tuhannyalah mereka melihat." Q.S Al-Qiyamah ayat 22-23.

Hadits Buchori/Muslim
إِنَكُمْ سَتَرَوُنَّ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوُنَّ الْقَمَرَلَيْلَةَ الْبَدْرِ
Nabi Bersabda :
"Sesungguhnya kamu pasti akan melihat TuhanMu, sebagaimana kamu dapat melihat bulan tanggal empat belas hari ( Purnama-Raya )."

Maka siapa yang menyangkal bahwa Tuhan itu tidak dapat dilihat pada hari kemudian, adalah orang itu telah menyangkal keterangan Al-Qur'an dan Hadits Nabi.
Adapun Nikmat dan Faedah melihat Tuhan bagi orang mukmin didalam syurga, kita tidak dapat pungkiri, karena ini semata-mata kurnia Alloh kepada hambanya. Sebagaimana janjinya didalam Al-Qur'an didalam surat Al-Kahfi ayat 110 :

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

Maka janji ini dipenuhi oleh Alloh s.w.t. Dan dengan ibadat itulah berarti hamba Alloh yang Taqwa, mengikat janjinya, dan orang-orang yang melakukan ibadat inilah yang memelihara janji. Sewaktu hidup dalam dunia, maka tatkala mereka di syurga mereka di panggil menghadap ke hadhirat Illahi untuk memenuhi janjinya itu.
Itulah karunia Tuhan yang istimewa kepada orang-orang mukmin didalam syurga, dan itulah yang paling bahagia yang dapat dirasakan bagi penduduk syurga.
Sudah barang tentu, perasaan manusia yang mukmin terhadap kepada Tuhan, ada pertalian-pertalian bakti dan kasih kepada Tuhan. Kalau saja seorang anak, merasa disayang dan dikasihi oleh orang tuanya, sudah tentu ia selalu memelihara apa yang selalu menjadi keinginan orang tuanya. Dan orang-orang yang demikian ini sudah tentu dapat penghargaan dari orang tuanya. Hal ini tidak dapat kita pungkiri, sejak anak pergi merantau ingin kembali ke tanah airnya dan tentunya ingin bertemu dengan orang tuanya. Alangkah bahagianya anak dan orang tua dapat berjumpa kembali. Dan orang-orang tua yang berada akan menyambut kembali anak yang baru pulang itu dengan mengadakan pesta yang meriah sekali. Nah demikianlah gambaran hidup manusia dengan manusia.
Demikian pula Tuhan terhadap hambanya yang mukmin, mereka disambut oleh Tuhan dengan sambutan yang meriah dan sekaligus diperlihatkan dirinya kepada hambanya, sebagaimana keterangan diatas. Dan marilah untuk selanjutnya kita ikuti cerita ini.
Kemudian setelah itu sembah mereka : Ya Tuhan kami, tiada yang patut kami sembah didalam dunia ini, melainkan Engkau ya Tuhanku, oleh sebab itu ijinkanlah untuk kami ini sujud kepada Engkau, apakah Engkau Ijinkan?
Jawab Alloh : Ketahuilah, inilah suatu negeri yang tiada tempat melakukan ruku' dan sujud lagi untuk kalian. Inilah negeri tempat pembalasan, dan inilah tempat yang kekal. Dan sesungguhnya sengaja Aku Mengundang kalian kemari adalah bukan untuk menitahkan melakukan sujud, semata-mata Aku menyuruh kalian datang kemari adalah untuk menjamu kalian. Demi kemuliaanmu disisiKu, dan sesungguhnya telah sampai saatnya apa yang telah Aku janjikan, tapi kini Aku ijinkan permohonan kalian untuk sujud kali ini, dan tiada kesempatan lagi untuk kemudian sesudah ini buat seterusnya.
Kemudian dengan serempak mereka sujud kehadirat Alloh, tidak ketinggalan malaikat-malaikat dan wildan serta para bidadari turut sujud semuanya. Mereka sujud bukan sebulan dua bulan, tetapi sampai empat puluh tahun. Karena demikian asyiknya mereka sujud, diwaktu itu dihadirat Tuhan, sehingga lupa makan dan lupa minum. Dan kalau sekiranya Tuhan tidak menyuruh bangun entah sampai berapa lama lagi mereka sujud seperti itu. Inilah keistimewaan orang-orang disyurga, tidak ada penat dan cape, tidak ada ngantuk dan tidur. Cobalah anda bayangkan, sujud mereka sampai empat puluh tahun lamanya, demikian asyik dan nikmatnya mereka sujud itu dikala di hadirat Tuhan, sehingga hilang rasa haus dan lapar dari mereka itu, Itulah karunia Tuhan.
Firman Tuhan kemudian : Hai hamba-hambaKu, cukuplah sudah, angkatlah kepalamu, ucapkan Takbir, Tahlil, Takdis, dan Tahmid serta pujian padaKu.
Lalu mereka ucapkan "Allohu Akbar!! Lailaaha Illallooh, Subbuhun Quduudun obbunaa warobbul malaaikati warruh, Subhaanalloh walhamdu lillahi walaa Ilaaha Illallooh walloohu Akbar."
Kemudian Alloh berfirman dengan lemah lembut.
,,Assaalu alaikum yaa asfiyaa-ii"
,,Wassalaamu 'alaikum yaa jamaa'atii"
,,Wassalamu 'alaikum yaa auliyaa-ii"
,,Bercita-citalah kalian apa saja yang kalian inginkan""
Jawab mereka dengan ta'zimnya :
,,Ya Tuhan kami, apa pula lagi yang kami cita-cita dalam hati kami tidak ada lain hanya keridhoanMu. Itulah yang kami harapkan dari SisiMu"
,,Ya HambaKu, dengan sebab keridhoanKu inilah, kalian Aku masukkan kedalam syurga dan Aku tempatkan kalian berada disisiKu dan bertetangga padaKu, dan Aku beri kesempatan dapat menikmati memandang wajahKu.
Aku telah ridho kepadamu dan kamu tentunya Ridho kepadaKu, Aku senang padamu dan kamu pun senang kepadaKu"
Aku telah ridho kepadamu dan kamu tentunya ridho kepadaKu".
Demikianlah percakapan mereka kepada Tuhan dan sambuatan kepada mereka.
Kemudian Tuhan berfirman pula : Pada hari ini aku nyatakan ridhoKu kepadamu dan tidak akan Aku murka untuk selama-lamanya. Aku berikan kepadamu, dan tiada kamu akan merasai kesukaran buat selama-lamanya".
Demikianlah keadaan mereka siang dan malam selama-lamanya. Makan dan minum yang lezat serta buah-buahan tidak putus-putusnya, dilayani oleh pelayan yang muda-muda serta diiringi dengan bunyi-bunyian yang merdu merayu kalbu dan ditemani oleh isteri-isteri yang cantik-cantik, mereka bersuka ria tidak ada bosannya.
Itulah pahala yang besar daripada Tuhan kepada hambanya, yang mukmin dan Taqwa kepada-Nya.
Demikian kabarnya dalam perjamuan itu berjalan bukan untuk seratus dua ratus tahun, tetapi sampai seratus ribu tahun. Sangat lama bukan? akan tetapi bagi mereka tidak menjadi soal. Kemudian darang waktunya jamuan atas undangan Nabi Muhammad s.a.w. lima puluh ribu tahun. Dan jamuan Abu Bakar dua puluh empat ribu tahun. Jamuan Umar bin Khotob dua belas ribu tahun. Jamuan Utsman bin Affan enam ribu tahun, dan selanjutnya.
Kemudian Alloh menyuruh mereka membawa meraka ke pekan pertemuan dan perkenalan, suatu gedung khusus untuk berkenalan pada kesempatan itu penduduk syurga di beri waktu untuk berkenalan sesama penduduk syurga dengan menukar alamat masing-masing atau untuk mengetahui alamat sanak keluarganya, dimana mereka mandapat tempat tinggal dikampung atau dikota apa. Maka diwaktu itu mereka saling memberi tahu alamat tinggal didalam syurga.
Kemudian mereka dibawa kesuatu ruangan dimana tersedia mantel-mantel terbang. Maka barang siapa memakai mantel itu otomatis ia bisa terbang sendiri laksana burung.
Kalau didunia orang bisa melihat orang bisa terbang sonder sayap hanya di Film, tetapi di syurga menjadi kenyataan, bukan khayalan atau lamunan, ini memang benar, semua ini atas kekuasaan Tuhan.
Dengan girang hati mereka menerima tawaran malaikat untuk mencoba memakainya mantel ajaib itu. Setelah mereka memakai pakaian itu, tiba-tiba saja mereka jadi bisa terbang seperti burung. Maka puaslah hati mereka terbang kesana kemari melihat-lihat keindahan kota dari udara. Kalau didunia mereka bisa melihat dari udara dengan menggunakan pesawat terbang atau helikopter, tetapi kini cukup dengan menggunakan mantel itu saja. Demikian keistimewaan ahli Syurga.
Kata Imam Ghozali, didalam syurga disediakan salon kecantikan, dalam sekejap mata mereka dapat merubah rupa wajah mereka. Mereka masuk kedalam suatu bilik khusus untuk itu setelah mereka berada didalamnya. Dalam beberapa menit mereka memejamkan mata, sambil bercita-cita ingin model bagaimana wajah yang mereka harapkan, maka dengan taqdir Tuhan, tiba-tiba wajah mereka yang aslinya berubah dengan seketika sesuai dengan yang ia harapkan. Disitu telah tersedia cermin untuk melihat dirinya yang sudah berubah itu.
Hal yang serupa ini tidak usah kita heran, karena cara yang demikian ini Tuhan telah berikan dapat bersalin rupa, hanya kepada bangsa Jin, Syetan, malaikat, tetapi disyurga diberikan pula kepandaian itu kepada manusia.
Tersebutlah perkataan apabila seorang mukmin masuk syurga, buat pertama kali ia bertemu kepada bidadari yang jadi isterinya. Kata Bidadari : Oh tuanku junjunganku, lamalah sudah aku menanggung rindu padamu, Alhamdulillah kita kini dipertemukan oleh Alloh s.w.t didalam syurga. Dan lama sekali aku kenal namamu, namamu sudah sekian lama tercantum dalam dadaku, dan di dalam dada inang pengasuhmu. Itulah sebabnya aku menaruh rindu padamu, dan tersebutlah perkataan bila seorang bidadari menanggung rindu pada bakal suaminya, ia tidak akan dapat menahan rindunya, timbullah perasaan resah gelisah. Tidak enak duduk, tidak segala-galanya. Lalu ia keluar berdiri dimuka pintu mahlighai, duduk termenung seorang diri.
Tiba-tiba datang Malaikat Ridwan lalu menegur padanya : Aduhai Juwita, mengapakah engkau termenung seorang diri, bukankah lebih baik engkau diam dalam bilikmu?
Jawab Bidadari : Oh Ridwan, aku tidak segera masuk sebelum aku dapat memandang wajahku.
Kata Ridwan : Cobalah tengok itu disana. Kemudian bidadari menoleh kearah apa yang di tunjukan Ridwan, disana dilihatnya seperti gambar hidup, bayangan suaminya seolah-olah berada disisinya.
Jika dilihatnya bakal suaminya lagi berdiri sembahyang tahajud, suka citalah hatinya, berseri-seri wajahnya sambil tersenyum yang amat manis, ditengah dua buah bibir yang merah tampak dua baris gigi yang putih laksana mutiara. Katanya dalam hati : Aduhan junjunganku, rajin-rajinlah engkau beramal, siapa menanam akan memetik, siapa bersungguh-sungguh niscaya dapat tercapai. Ketahuilah Alloh telah mengangkat derajatmu didalam syurga. Ia telah menerima taatmu dan telah mengampuni dosamu. Alloh telah menjodohkan engkau dengan aku, daam waktu yang cukup lama. Aku selalu menanti kedatanganmu. Setelah itu kembalilah ia kedalam biliknya.
Tersebutlah perkataan penduduk syurga, tatkala ia masuk mendapatkan isterinya bidadari syurga, tatkala ia isterinya berkata : Oh suamiku, apakah yang menyebabkan keadaan keadaan wajahmu makin bertambah cantik dan menjadi lebih bercahaya-cahaya?
Jawab suaminya : tak lain sesungguhnya, karena Nur Illahi telah melekat pada wajahku. Demi Alloh oh dinda, demikian pula engkau kulihat pada hari ini telah bertambah cantik sehingga tak bosan mataku memandang wajahmu dan keelokan tubuhmu".
Dalam hal ini Alloh telah memuji akan kecantikan bidadari itu, firman-Nya didalam surat Ar-Rohman ayat 70 - 76 :

فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
مُتَّكِئِينَ عَلَىٰ رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَعَبْقَرِيٍّ حِسَانٍ
"Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik."
"Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
"(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah."
"Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
"Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin."
"Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
"Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah."

Demikianlah pujian Tuhan akan kecantikan bidadari didalam syurga, dan keindahan bilik yang ditempatinya. Mereka ini belum pernah disentuh oleh siapapun juga baik oleh manusia maupun oleh bangsa Jin. Seratus persen mereka itu dalam keadaan gadis.
Tuhan tentu lebih maklum, bahwa yang menjadi kesenangan manusia terutama laki-laki adalah wanita cantik, maka oleh karena itu Tuhan jadikan bidadari didalam syurga adalah untuk memberikan kesenangan dan ketentraman hambanya, yang tidak akan berubah selama-lamanya keadaan bidadari itu. Sebagaimana Tuhan terangkan didalam surat Al-Waqiah :

فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا
عُرُبًا أَتْرَابًا
"dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan."
"penuh cinta lagi sebaya umurnya."

Kalau kita lihat didunia, banyak kejadian yang tidak sepadan didalam orang mendapat jodohnya. Seorang gadis umur belasan tahun bisa mendapatkan suami yang sudah berumur 60 tahun, atau seorang jejaka bisa mendapat isteri seorang janda yang sudah berumur dua kali lipat dari umur si jejaka itu. Dan manusia didunia pada umumnya, mereka lama kelamaan menjadi tua, karena peredaran malam dan siang. Akan tetapi bagi mereka penduduk syurga tidak demikian, mereka mendpat jodoh sebaya umurnya, yaitu muda sama mudanya dan mereka muda akan tetap dalam keadaannya, tidak mempengaruhi jasmaninya mereka, karena bergantian malam dan siang. Pendeknya situasi dan kondisi jasmani mereka Tuhan jadikan begitu rupa, yang tidak ada perubahan untuk selama-lamanya. Didalam syurga tidak ada rasa iri-mengiri, rasa cemburu, masing-masing suami atas isterinya dan demikian pula sang isteri atas suaminya. Dalam ini Tuhan menerangkan didalam Al-Qur'an : Kami lenyapkan segala rasa yang tidak karuan dari dalam dada mereka itu.
Itulah suatu kemenangan yang besar bagi orang yang Taqwa.
Demikianlah keadaan syurga yang kami petik ayat-ayat dari Al-Qur'an dan beberapa keterangan dari kitab-kitab hadits.
Mudah-mudahan keterangan ini memuaskan kepada para pembaca. Amiin.
Rujukan :
Kitab-kitab yang kami nukil antara lain :
1. Al-Qur'anul Karim
2. Tafsir Al-Jalalain
3. Tafsir Tanwirul-Miqbas, abu Thohir Muhammad bin ya'cub Alfairuz Zabadi
4. Tafsir
5. Bada'i'uz Zuhur Syaik Muhammad bin Ahmad bin Iyas Al-Hanafi
6. Al-Qur'an terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia
7. Ihyaa 'Ulumuddin - Imam Al-Ghozali
8. Kasful-Ghoibiyah - Syaikh Zaenul-Abidin Muhammad Al-Fathoni
9. Matanul-Buchori - Abu Abdullah, Muhammad bin Ismail Al-Buchori
10. Qishoshul'Anbiya - Imam Ibnu Ishaq Ahmad bin Muhammad Ibrahim Ats-tsa'labi
11. Mukhtashor Tazkirah Al-Qurthubi Asysyikh Abdul Wahab Asy-Sya'roni
12. Khasiyat ala Mukhtashor - Ibnu Abi Jumroh lil-Bukhori
13. Tajul Muluk
14. Khazinatul-Asra - Ustadz Muhammad Haqqi An-Nazili dan lain-lain.

Mudah-mudahan para pengarang kitab di atas mendapat rahmat karunia si sisi Alloh Subhanahu Wata'ala. Amien